Teman-teman yang baik, sebagai permohonan maaf karena keterlambatan proses cetak, saya akan memberikan satu ”intipan” lagi buat kalian tentang Novel Rahim. Ini adalah salah satu bagian pembuka di bab berjudul ”Ibu”, halaman 179-184. Di bagian akhir tulisan ini, saya juga akan memperdengarkan pada kalian OST Novel Rahim yang nanti bisa bisa kalian download RBT-nya. Judulnya, Rahasia Waktu. Dinyanyikan oleh sebuah band baru bernama Lovarian.
Sejujurnya, saya sudah sangat tak sabar menemui kalian melalui Novel ini. Sungguh. Bagi kalian yang sudah memesan melalui pre-order, minggu akhir di bulan Juni ini sudah akan kami kirim ke alamat kalian masing-masing. Bagi kalian yang akan membeli di toko buku, awal Juli baru kalian akan dapatkan di toko buku. Tapi baiklah, kalau kalian ingin, sebagai permintaan maaf, kami membuka lagi program pre-order. Silakan kirimkan pesanan kalian ke kurniaesa.script@gmail.com
Satu lagi. Sebagai permohonan maaf saya. Kita harus ketemu untuk berbincang-bincang dan mengobrol akrab. Nanti saya kabari waktu dan tempatnya. Senang mengenal kalian semua. Dan saya akan sangat senang bila bisa mengenal kalian lebih dekat lagi.
Ibu
Inilah salah satu alasan terpenting mengapa Pengabar Berita dari Alam Rahim sepertiku ditugaskan ke Alam Dunia. Inilah salah satu alasan terpenting mengapa mesti ada tim elit Satuan Tugas Pengembalian Kepercayaan dan Sakralitas Alam Rahim. Salah satu alasan penting itu adalah para ibu; para perempuan pemilik rahim, tempat di mana Alam Rahim mungkin berjalan sebagaimana mestinya.
Kau tahu, belakangan banyak sekali anak-anak yang tak menghargai ibunya. Anak-anak yang tak menyayangi ibunya. Anak-anak yang sama sekali lupa bahwa mereka pernah meminjam setengah nyawa ibunya ketika hidup selama sembilan bulan di dalam kandungan ibunya.
Entah virus apa yang menyerang pikiran mereka, mematikan perasaan mereka. Saat mereka beranjak dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri secara penuh, mereka seperti melupakan semuanya; bahwa ibulah yang membantu mereka sampai ke Alam Dunia, bahwa ibulah yang merelakan tubuhnya kau tumpangi selama kurang lebih sembilan bulan sebelum kau dilahirkan, bahwa ibulah yang mempertaruhkan nyawanya ketika kau harus datang ke Alam Dunia.
Ah, entah virus apa yang menyerang pikiran mereka, mematikan perasaan mereka. Anak-anak itu, saat mereka tumbuh dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri secara penuh, mereka berani membentak ibu mereka dengan kemarahan yang menyakitkan. Bahkan lebih dari itu, mereka memukul atau melakukan hal lain yang tidak pantas hingga membuat para ibu menangis dengan bibir yang menggigil—dengan hati yang perih terluka.
Asal kau tahu, anak-anak semacam itu adalah anak-anak yang setiap hari dikutuk di Alam Rahim. Seluruh Kerajaan Alam Rahim mendoakan mereka agar segala hal yang buruk menimpa dan segala hal yang baik dijauhkan darinya. Lebih dari itu, Kerajaan Alam Rahim bahkan memiliki sebuah kuil khusus yang menampung air mata dan kesedihan para ibu yang dilukai anak-anaknya… Namanya, Kuil Kesedihan Alam Rahim.
Kalau Ibumu menangis karenamu, dan air matanya menetes sampai ke Kuil Kesedihan Alam Rahim, sebagian malaikat menyelinap pada butiran-butiran air matanya. Lalu butiran-butiran air mata itu akan menjadi kristal cahaya yang membuat sebagian malaikat yang lain merasa silau dan marah kepadamu. Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan yang suci, sehingga Raja Semesta tidak melarang mereka tatkala menutup segala pintu kebaikan untukmu. Bahkan bila kemarahan mereka sampai pada puncaknya, kau akan menjadi seseorang yang sangat menderita di Alam Dunia dan di Alam-alam berikutnya yang akan kau jalani. Bahkan, pintu surga tertutup selamanya bagimu!
Itulah sebabnya, di Kuil Kesedihan Alam Rahim hanya ada satu hukum yang berlaku: jangan pernah membuat Ibumu sakit hati dan menangis karenamu, kecuali kau punya cukup keberanian untuk membuat Raja Semesta naik pitam dan murka pada seluruh hidupmu.
Ibumu adalah ibunda seluruh Kerajaan Alam Rahim. Maka ketika ada seorang anak yang durhaka pada ibunya, mungkin saja ibunya memang rela dan memaafkan kesalahannya. Tetapi tidak bagi para penghuni Kerajaan Alam Rahim. Karena meskipun Ibumu akan senantiasa memaafkanmu, tetapi setiap pemaafannya atas kesalahanmu akan digenggam erat-erat oleh para penghuni Kerajaan Alam Rahim untuk kelak mereka usulkan pada Raja Semesta agar menjadi suluh nerakamu. Sebab, Ibumu adalah ibunda seluruh Kerajaan Alam Rahim. Bila kau menyakitinya, berarti kau melukai perasaan seluruh penghuni Kerajaan Alam Rahim—tanpa kecuali.
Betapa tidak, mereka menyaksikan semuanya; saat pertama kali kau masih menjadi embrio, menjadi janin, menjadi seorang bayi yang melakukan segalanya di rahim Ibumu; kau bergerak kesana-kemari di rahim suci Ibumu, meminum cairan dari air ketubannya, menendang dan memukul dinding rahimnya dari dalam, membuatnya kesakitan dan kadang-kadang harus terjaga tiba-tiba ketika ia sedang tertidur. Ia mengorbankan hampir segalanya untukmu, bahkan nyawanya, agar kau, anaknya yang sangat ia cintai, bisa tumbuh sempurna menjadi bayi yang sehat dan terpenuhi segala kebutuhannya.
Maka, apabila suatu hari saat kau sudah besar kau berani menyakitinya dan membuatnya menangis sedih karenamu, betapa sedih seluruh penghuni Kerajaan Alam Rahim yang selama ini menyaksikan pertumbuhanmu di rahim Ibumu. Betapa terpukul hati mereka. Betapa kecewa. Gerangan virus jahat macam apakah yang merasuki otakmu dan membutakan hatimu?
Rahasia Waktu
Song & lyrics by Imunk
Kita takkan pernah mengerti
Apa yang akan terjadi
Hingga semuanya terbukti nanti
Kita takkan pernah menduga
Apa yang akan menimpa
Hingga semuanya telah tiba pada kita
Kita takkan pernah bisa untuk menghindarinya
Kita hanya bisa petik hikmahnya
Bersiaplah jika harus menangis
Dan sabarlah jika harus teteskan air mata
Bersiaplah jika harus bersedih
Dan sabarlah hadapi semua cobaan yang datang
Sedetik yang akan tiba
Takkan pernah kau terka
Karena semuanya rahasia sang pencipta
Kita takkan pernah bisa tuk hindarinya
Kita hanya bisa petik hikmahnya
Jadi, inilah kisah itu. Kisah tentang Ibumu yang harus kau cintai sampai kapan pun. Sebab dialah Ibumu, ibunda yang mengandungmu, melahirkanmu, merawatmu, dan selalu menyayangimu dengan tulus dan penuh kasih. Tundukkanlah wajahmu di hadapannya, bungkukkanlah badanmu, raihlah punggung tangannya, ciumlah dalam-dalam sampai cintanya terasa di hatimu… Lalu kenangkanlah segala hal yang pernah kau lalui bersamanya, hiruplah wewangian cintanya, dan katakanlah, “Ibuku, tentang sikapku, tentang salahku, tentang sifatku, dan segala hal dalam hidupku yang bersinggungan denganmu, terima kasih dan maaf. Kaulah kecintaanku, perempuan yang akan kusayangi sampai aku mati.”
Bila kau sudah lama tak menemuinya. Pulanglah. Duduklah di hadapannya. Dekatkanlah lututmu dengan lututnya. Letakan telapak tanganmu di paha-paha sucinya. Lalu tataplah matanya dalam-dalam… Reguklah kesyahduan kasih sayangnya… Rasakanlah hingga merasuk ke dalam hatimu, jauh lebih dalam, jauh lebih dalam…
…sebelum dia pergi untuk selama-lamanya…
Salam,
Fahd Djibran
*Gambar diambil dari sini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment