Gambar ini barangkali tampak sederhana; Sekumpulan orang memegang kertas bertuliskan tiga kata—respect, unity, for all—di dada atau kepala mereka. Tak ada yang terlalu istimewa dari kolase foto hitam-putih ini, bukan? Ia tampak biasa-biasa saja…
Tapi…
Bayangkan kata-kata yang mereka pegang itu menjelma virus, merasuk ke dalam dada atau kepala mereka. Menumbuhkan benih cinta, sikap toleransi dan menghargai, rasa persatuan, dan kasih bagi sesama.
Dan…
Pada saatnya mereka bersalin rupa menjadi seseorang yang lain… Seseorang yang akan menularkan cinta-kasih pada sekelilingnya, sesamanya… Seseorang yang mau menyapa dengan santun dan ramah, yang mau mengunjungi teman lamanya, yang berbaik hati mendahulukan kepentingan orang lain—saat berjalan atau memasuki sebuah pintu, yang tulus memaafkan kesalahn-kesalahan, yang selalu tersenyum dan terus menularkannya, yang membukakan pintu bagi gurunya, yang mencium tangan orang tuanya, yang menawarkan bantuan terlebih dahulu, yang toleran, yang tak ragu memberikan pelukan dan berterima kasih, yang setia melakukan kebaikan sederhana sehari-hari, yang menghargai kerja keras dan karya orang lain, yang menghibur temannya yang bersedih, yang lebih mendengarkan kata hati dan suara nurani, yang tak malu lagi menyebarkan kebaikan-kebaikan pada sebanyak mungkin orang di sekelilingnya…
Maka…
Akan tiba saatnya gambar itu berubah berwarna. Manusia-manusia di dalamnya keluar dari bingkai gambar, menemu kehidupan nyatanya masing-masing, menjadi cahaya yang menyalakan cinta, kasih-sayang, perdamaian, dan keindahan…
Demikianlah...
No one can stop the strength of an idea whose time has come…, seperti kata Victor Hugo, tak ada seorangpun di dunia ini yang dapat menghentikan kekuatan gagasan yang saatnya telah datang…
Kami mencintai kalian semua!
Respect & Unity For All!
*Please to share
0 comments:
Post a Comment