Fahd Djibrna's Journal

[VLOG] Fahd Djibran on CREATIVE WRITHINK

print this page
send email


Anda sering disebut-sebut sebagai penulis kreatif, pendapat Anda tentang menulis kreatif?
Menulis kreatif (creative writing) bisa dikatakan sebagai upaya membuat karya tulis yang keluar dari pakem-pakem atau teori-teori menulis yang ada, baik pakem professional, jurnalistik, akademis, maupun teknis normal sastra. Bentuknya bisa apa saja: esai, puisi, cerpen, novel, artikel, atau apa saja. Karena menulis kreatif tidak bisa dipisahkan dari proses berfikir kreatif, maka saya lebih senang menyebutnya sebagai creative writhink. Saya selalu berupaya menghadirkan bentuk tulisan, cara penyampaian, gaya ungkap, eksperimen bahasa, maupun gagasan-gagasan sekreatif mungkin. Out of the box.

Apakah Anda menerapkannya dalam karya-karya Anda?
Ya, saya sudah melakukannya sejak tahun 2007. A Cat in My Eyes boleh jadi merupakan bentuk buku yang aneh. Saya menyebutnya puzzle pikiran. Di dalamnya ada cerpen, puisi, sms, cerita panjang, aforisma, doa, apa saja. Namun saya menghadirkannya dalam satu paket buku dengan penokohan layaknya novel, tetapi saya tak menetapkan alurnya. Saya hanya menyajikan puzzle-puzzle pikiran, pembaca bebas menentukan jalan ceritanya sendiri-sendiri. Begitu juga dengan Curhat Setan, bedanya proses kreatif Curhat Setan dilakukan di blog yang bisa diketahui seluruh calon pembacanya.

Pada dua karya saya terakhir, Rahim dan Menatap Punggung Muhammad saya juga melakukannya. Rahim boleh dibilang satu-satunya novel di Indonesia yang disajikan dengan sudut pandang orang kedua (kau), di mana pembaca menjadi tokoh utamanya. Di samping itu, Rahim juga berusaha menghadirkan bentuk dongeng-ilmiah. Ia mengajak pembaca memasuki dirinya sendiri, bukan memasuki cerita. Saya memposisikan Rahim sebagai pintu masuk ke pikiran dan perasaan masing-masing Individu. Cara yang sama masih saya gunakan ketika menuliskan Menatap Punggung Muhammad, hanya saja temanya lebih spiritual-religius. Saya ingin menghadirkan “pengalaman Muhammad” dan bukan sekadar “pengetahuan tentang Muhammad”.

Karya Anda selanjutnya?
Saya tengah menggarap dua naskah dalam bentuk yang berbeda juga. Naskah pertama berkolaborasi dengan Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Bentuknya fiksi-musikal. Bentuk "fiksi-musikal" ini merupakan cara lain dalam menyajikan sebuah cerita sekaligus sebuah lagu/musik. Fiksi (cerita) dan lagu (musik) menjadi dua karya yang saling mengisi dan menguatkan satu sama lain dalam sebuah bentuk baru yang "meluaskan" ruang apresiasinya. Dalam “fiksi-musikal” cerita bisa menjadi dirinya sendiri, lagu juga menjadi dirinya sendiri, namun ketika keduanya dipertemukan dalam sebuah "persimpangan kreatif”, mereka bersalin rupa menjadi hibrida yang lain: Sebentuk cerita melodis dengan musik yang naratif.
Naskah kedua mungkin kelanjutan dari Curhat Setan, dengan judul yang lain. Belum ditentukan. Sekali lagi saya ingin menghadirkan puzzle pikiran dan interior perasaan melalui karya tersebut.

0 comments:

Post a Comment