Laylat al-qadr adalah malam seribu pencerahan, bagai gulita malam dihajar cahaya seribu bulan; orang yang merasakannya akan mendapatkan ‘pencerahan’ tiada terkira. Laylat al-qadr, malam agung yang digambarkan sajak Taufik Ismail dengan “margasatwa tak berbunyi, gunung menahan nafasnya,
angin pun berhenti...”.
Aih, akankah kita mendapatkannya? Ataukah kita bakal melepaskannya lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya, menggagalkan metamorfosa ulat diri
menjadi kupu-kupu takwa?
Jika pertanyaan itu kita ajukan pada Maulana Rumi,
ia akan menjawab: Bercerminlah!
27 Ramadhan 1432 H
*Gambar diambil dari sini
0 comments:
Post a Comment