Fahd Djibrna's Journal

Darul Arqam

print this page
send email

Darul Arqam, terima kasih dan maaf, untuk hal-hal yang terkatakan dan takterkatakan. Kini, di sini aku, masih seperti dulu, kepala batu yang selalu meleleh di hadapan semua kenangan tentangmu.


The sea said goodbye to the shore so the sun wouldn't notice
The seaweed wrapped its arms around you

The carpet on my cheek feels like a forest
And I run through the tall trees with your hand chasing me

The books that I keep by my bag are full of your stories
That I drew up from a little dream of mine, a little nightmare of yours

To beat us to take this plunge to forgive and forget
And be a better man, to be a better man, to be a better man

So love me mother, and love me father, and love my sister as well

The cat's silhouette as big as a monster in this concrete jungle,
The streetlights hang in their hats

So make all your last demands for I will forsake you
And I'll meet your eyes for the very first time, for the very last

So love me mother, and love me father, and love my sister as well
So love me mother, and love me father, and love my brother as well
So love me mother, and love me father, and love my sister as well
So love me mother, and love me father, and love my brother as well

I met a man today and he smiled back at me
Now there are thoughts like these that keep me on my feet, that keep me on my feet.

FAHD DJIBRAN
| 18/07/2012

PS. Tiba-tiba saya ingin menulis tentang Darul Arqam. Sebuah Pesantren Muhammadiyah di Garut, tempat saya belajar sejak kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (SMP) hingga kelas 3 Madrasah Aliyah (SMA). 6 tahun saya di sana. 6 tahun yang selalu sulit untuk diceritakan dan dituliskan, berangkali sebab terlalu banyak yang saya dapatkan di sana. Darul Arqam adalah tempat saya tumbuh, bermain dan belajar. Dari semua yang saya mengerti sekarang, kebanyakan fondasinya di bangun di sana. Di sana juga saya pertama kali belajar menulis, di buku catatan yang saya sembunyikan di bawah ranjang. Buku pertama, kedua, dan ketiga saya, Kucing, Being Superstar dan Revolusi Sekolah (dua yang terakhir diterbitkan Mizan dan mendapatkan penghargaan DAR!Mizan Unlimited Creativity Awards sebagai Penulis Pendatang Baru Terbaik dan Penulis Terbaik tahun 2005 dan 2006) ditulis di buku catatan dengan menggunakan tulisan tangan. Di sana saya belajar banyak, termasuk kepatuhan dan ketidakpatuhan: Segala hal yang selalu saya percayai telah secara permanen dan sistemais membentuk diri saya saat ini.

Lagu: Of Monsters and Men – Sloom | Gambar: Foto Darul Arqam dari atas, karya Oki Lutfi.

2 comments:

  1. Tiba2x sekali lagi merasa perlu menjadi Fahdisme yang setia...

    Kini santriwati yang membalas kata-kata mutiaraku di Bursa Salam dan surat-surat itu, telah menjadi istriku. Owh...jadi Mbak Rizka itu selian temen SD --asal2 nebak efek baca Curhat Setan--- juga temen satu MTs n MA begitukah Kang Fahd?

    :D

    ReplyDelete
  2. " . . . kebanyakan fondasinya di bangun di sana."
    mengutip apa yang akang tulis di atas, bagaimana jikalau fondasi yang kita bangun dahulu itu tidak terlalu kuat atau bahkan rapuh? sehingga terkadang membuat diri kita menyesal apa yang telah dan tidak pernah kita lakukan.
    terima kasih!!

    ReplyDelete