Fahd Djibrna's Journal

Di Balik Layar #HBDM

print this page
send email
Tak sedikit orang yang jatuh cinta pada pendengaran pertama ketika mendengarkan lagu-lagu Bondan Prakoso & Fade2Black, saya salah satunya. Tak cukup sampai di situ, saya bukan hanya kecanduan musiknya, saya juga terpukau mendapati lirik-lirik yang kuat dan hebat dari mereka.

Sejak awal, saya tahu, Bondan Prakoso & Fade2Black bukan grup musik biasa yang sekadar “bermusik”, mereka lebih dari itu: musik dan lirik mereka berangkat dari konsep yang kuat, pemahaman yang hebat, serta pilihan ekspresi kreativitas yang tepat. Kemudian saya terpikir untuk mengajak mereka bekerjasama dalam sebuah project literasi. Karya mereka harus “diperluas” daya jangkaunya, bukan hanya bagi pendengar musik tetapi juga bagi pembaca sastra. Saya yakin musik dan lirik mereka harus dinikmati siapa saja dalam “jangkauan” yang lebih luas lagi; Musik dan lirik mereka hebat, tak diragukan lagi.

Ketika saya menawarkan project penulisan “fiksi-musikal” pada Bondan Prakoso & Fade2Black, tak disangka mereka begitu antusias menyepakatinya. “Musisi bukan sekadar penghibur,” demikian kami bersepakat, “Musik adalah karya intelektual yang mewah. Ia tak hanya perlu diperdengarkan di tengah-tengah ingar-bingar penggung, suaranya harus menerobos ke ruang baca, kampus-kampus, perpustakaan, pusat-pusat peradaban.” Kami berjabat tangan, “Penikmat musik sangat penting membaca sastra, sama seperti penikmat sastra penting mengapresiasi musik. Musik dan sastra adalah dua cinta yang tak bisa diceraikan.

Demikianlah project ini pada akhirnya selesai, sebuah buku fiksi-musikal berjudul HIDUP BERAWAL DARI MIMPI. Buku ini merupakan fusi-sinergis antara cerita dan lagu. Bacalah kisah-kisah yang terangkum di dalamnya sambil mendengarkan lagu-lagu Bondan Prakoso & Fade2Black yang bersesuaian dengan setiap kisahnya, lalu rasakan sensasinya.

Apa itu fiksi-musikal? Dalam bahasa Inggris ia disebut musical fiction, sebuah genre dalam fiksi di mana musik menjadi bagian yang sangat penting, baik sabagai bahan utama maupun bagian cerita. Bentuk “fiksi-musikal” ini merupakan cara lain dalam menyajikan sebuah cerita sekaligus sebuah lagu/musik. Fiksi (cerita) dan lagu (musik) menjadi dua karya yang saling mengisi dan menguatkan satu sama lain dalam sebuah bentuk baru yang “meluaskan” ruang apresiasinya. Dalam fiksi-musikal cerita bisa menjadi dirinya sendiri, lagu juga menjadi dirinya sendiri, namun ketika keduanya dipertemukan dalam sebuah “persimpangan kreatif”, mereka bersalin rupa menjadi hibrida yang lain: Sebentuk cerita melodis dengan musik yang naratif.

Anthony DeCurtis, seorang jurnalis Rolling Stone, memberikan penjelasan seksi tentang musical fiction sebagai hubungan tarik-menarik antara musik dan kata-kata tertulis, the edgy relationship between music and the written words. Hal paling penting yang ingin dicapai dalam karya kolaboratif semacam ini adalah “pengalaman-musikal dalam membaca” serta “sensasi imajinatif” saat mendengarkan sebuah lagu”. (Sawyers, June Skinner (Ed.). 2005. The Best in Rock Fiction. Milwaukee: Hal Leonard, p. xii-xiv)

Baiklah, tak usah pusing-pusing mendefinisikan dan memahami apa itu fiksi-musikal. Inilah karya fiksi-musikal hasil kolaborasi kami: HIDUP BERAWAL DARI MIMPI. Temukan keunikannya, temukan sensasinya, buktikan bahwa ini bukan sekadar karya biasa. Bacalah.

Terakhir, buku ini dipersembahkan bagi siapa saja: kamu, dia, kita, mereka. Terutama bagi mereka yang percaya pada prinsip respect, unity, dan for all. Sudah saatnya kita semua menjadi generasi yang bersatu untuk merayakan dan memaknai hidup dengan sikap saling menghormati dan mencintai, much love and respect. Lebih khusus, buku ini dipersembahkan bagi para Rezpector, generasi muda yang percaya bahwa perbedaan bukan halangan untuk merayakan perdamaian dan cinta!

Selamat membaca. Ajaklah sebanyak mungkin teman, sahabat, saudara untuk membaca dan menikmati #HBDM. :)


Salam,

Fahd DjibranBondan Prakoso & Fade2Black

0 comments:

Post a Comment