Siapa penulis yang begitu memengaruhi saya?
Dalam sebuah perjalanan pulang menuju Bandung dari Sumedang, saya menumpang mobil ayah saya. Di sana saya kembali mendengarkan lagu-lagu Ebiet G. Ade dan Iwan Fals, dua musisi yang telah mengajari saya banyak hal, terutama ihwal menulis.
Saya tumbuh bersama lagu-lagu Ebiet G Ade yang diputar di tape mobil ayah saya. Karena ibu saya juga penggemar Ebiet, di mobil dalam perjalanan kami menuju suatu tempat, saya sering mendengarkan ayah dan ibu turut menyanyikan lagu-lagu Ebiet yang sedang diputar; Lagu favorit mereka Nyanyian Rindu dan Nyanyian Kasmaran. Pada mulanya saya tak begitu meminati lagu-lagu Ebiet. Namun karena sering mendengarkan, lama-lama saya menyukainya, menghafal lirik-liriknya, hingga turut menyanyikannya. Pada gilirannya, saya menjadi penggemar Ebiet G. Ade. Saya menghapal hampir semua lagu dan lirik-liriknya. Ebiet memang telah membuat saya tumbuh menjadi remaja laki-laki yang melankolis, tetapi saya berterima kasih karena lirik-lirik lagu Ebietlah yang membuat saya memiliki kepekaan puitik yang cukup baik.
Ketika paman saya dari pihak ayah tinggal di rumah untuk melanjutkan kuliah di Bandung, saya sering mendengar paman memutar lagu-lagu Iwan Fals. Pertama kali mendengarkan lagu Bongkar, saya merasa ada sesuatu yang tergerak dalam diri saya; Kalau cinta sudah dibuang / jangan harap keadilan akan datang / kesedihan hanya tontonan / bagi mereka yang diperbudak jabatan. Bagi saya, lirik-lirik lagu Iwan Fals memiliki kekuatan yang menggerakkan. Dibandingkan dengan Ebiet, lirik-lirik lagu Iwan Fals juga lebih “bercerita”. Kalimat-kalimat Iwan Fals yang sederhana, lugas, namun kuat dengan progresi nada yang lebih maskulin membuat saya segera menjadi penggemarnya. Lalu saya mulai membawa kaset Iwan Fals ke mobil ayah saya, mendengarkannya bersama-sama dalam perjalanan-perjalanan kami, dan ternyata ayah juga sangat meminatinya. Semakin lama saya mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals, lirik-lirik lagunya telah membuat saya belajar bagaimana bercerita secara sederhana namun tetap “menyentuh” atau “menggerakkan”—bagaimana mengubah kata-kata biasa menjadi rangkaian metafora yang luar biasa.
Kini, saya harus berterima kasih kepada mereka berdua. Bukan hanya karena lagu-lagu mereka begitu membekas dalam kenangan masa kecil saya dan saya minatinya hingga dewasa, tetapi juga karena mereka telah “mengajari” dan memberi pengaruh pada gaya menulis saya.
Jadi, kalau saya ditanya: Siapa penulis yang begitu memengaruhi saya? Tanpa ragu saya akan memasukkan nama mereka bedua dalam daftar yang saya buat.
FAHD DJIBRAN | 09/09/2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ebiet puitis, iwan fals tegas dalam berkarya/idealis. perpaduan yang unik :D wajar kalo tulisan kak fahd bagus, hehe
ReplyDeleteditunggu karya selanjutnya, kak ^^
Lalu sebuah pertanyaan sama. Siapa dua penulis yang mempengaruhi saya? : Fahd Djibran & Bondan Prakoso and Fade2Black :)
ReplyDeleteWah, pasti banyak di luar sana yang menulis nama fahd djibran untuk penulis yang mempengaruhi dia
ReplyDeleteMantappp
ReplyDelete