Fahd Djibrna's Journal

#UntukTuanPresiden

print this page
send email

Kemarin saya menulis sebuah surat pendek untuk Tuan Presiden. Tadinya saya hanya menumpahkan kegelisahan saya tentang apa yang sedang terjadi di negeri ini (nyalakanlah televisi: maka kita akan tahu) juga keprihatinan saya mengenai lemahnya kepemimpinan bangsa di tengah karut-marut situasi nasional yang terjadi. Namun, rupanya saya tidak sendirian. Banyak orang di luar sana (barangkali Anda yang sedang membaca catatan ini juga termasuk di dalamnya) yang merasakan kegelisahan dan keprihatinan yang sama. Hasilnya, tanpa diduga, surat saya tadi tersebat demikian cepat di jejaring sosial.

Sampai catatan pendek ini saya buat, surat itu sudah lebih dari 500 kali linknya disebarkan melalui Twitter dan lebih dari 250 kali disebarkan melalui Facebook. Berdasarkan laporan statistik dari akun blog saya, halaman tersebut sudah dibaca sebanyak lebih dari 15,030 unique visitors dan dalam sehari segera menjadi posting yang paling banyak dibaca. Saya tercengang, tentu saja, apalagi ketika mendapati ratusan mention ke akun twitter saya dengan heshtag #UntukTuanPresiden: Semoga surat itu sampai ke Presiden?

Jujur, awalnya saya tidak merencanakan semua ini. Tetapi bila itu memang penting untuk dibaca Tuan Presiden, rasanya kita perlu tahu juga apa reaksi Presiden tentang curhat rakyat dalam surat. Bila sebagian orang menganggap surat itu akan sia-sia, paling tidak, sekali lagi kita harus mencoba agar Presiden kita mau mendengar suara rakyatnya—bukan sekadar mendapatkan ‘suara’ rakyatnya. Meskipun para pemimpin dan pejabat negeri ini selalu seolah-olah berusaha membuat kita putus asa, kita tak boleh jadi masyarakat yang putus asa, kan? Kita harus tetap mencoba!

Saya tidak menuliskan surat itu dengan nada menyalahkan atau menyudutkan siapapun, atau golongan manapun, termasuk presiden sendiri: bukankah kita hanya masyarakat yang membutuhkan ‘kehadiran’ Presiden kita? Thus, semoga beliau membaca surat itu dan segera hadir di tengah-tengah kita semua—untuk kita cintai, tentu saja, bukan untuk kita benci!

Terima kasih sudah membaca dan ikut menyebarkan surat saya. Jika kita memang perlu gelombang yang sangat besar untuk melakukan perubahan, semoga surat ini terus tersebar—hingga siapa tahu pada saatnya sampai ke tangan Presiden. Sisanya, biarlah Presiden yang memutuskan sikapnya sendiri.

Silakan menyebarkan surat tersebut di Facebook, Twitter, Blog, atau di manapun. Di Internet maupun di media lainnya. Saya mengizinkannya, dengan senang hati. Bila ada yang perlu file-nya dalam format MS Word untuk disebarkan, silakan mengirim e-mail ke fahdisme@yahoo.co.id.

Terima kasih.


Salam,
Fahd Djibran | 16/03/2012



*Gambar dari sini.

1 comments:

  1. Barusan saya sebarkan bang, saya buat dalam catatan facebook dan saya bagikan ke teman-teman. Tapi maaf, link sumber yang saya masukkan bukan link aktif, hanya link teks biasa, karena saya kesulitan membuatnya dalam catatan facebook.
    Untuk catatannya bisa di cek di sini (http://www.facebook.com/notes/andra-kurniawan/untuk-tuan-presiden/10151131337903569). Terima kasih bang Fahd...

    ReplyDelete