: kepada V
/I/
V, berapa banyak jejak kaki yang tertinggal di punggungmu, dari mereka yang meminjam tubuhmu untuk berpijak, menapak ketinggian lalu meludahi wajahmu atau melambaikan tangan tanpa salam perpisahan? Berapa kali harus kau hirup sesak udara kecewa, berapa lama lagi kau harus terus mengubah duka dan amarah menjadi selengkung senyum palsu di wajahmu?
/II/
V, kadang-kadang waktu menjelma pasir pantai di genggaman tangan kita yang rapuh, menggugurkan sejumlah kesempatan—dan mungkin kita tak bisa memungutnya kembali. Sebab ada sejumlah rahasia yang tetap harus kita sembunyikan dalam kepalan, menjadi semacam tinju yang selalu urung kita lemparkan pada seratus ribu wajah kesombongan dan kemunafikan. Maka rentangkan saja tanganmu, V, bukan untuk menyerah: Biarkan angin menyambut pelukmu, membelai wajahmu yang ragu. Sementara, simpanlah perih dalam dua matamu yang terpejam, bersabarlah, barangkali kau memang ditakdirkan menjadi seseorang yang setiap hari harus mengeringkan air matanya sendiri.
/III/
V, aku melihat nyala api di hatimu. Bara yang menempa keberanian dan mematangkan batinmu. Jagalah nyala itu, V, tapi jangan biarkan tubuhmu terbakar! Aku pernah melihat orang-orang dengan tubuh yang terbakar, nyala api membutakan mata mereka, rambut api berkobar-kobar di kepala mereka, lidah api membakar kata-kata mereka: Orang-orang kalah yang sedang menghancurkan diri sendiri! Jadilah manusia yang lebih kuat dari amarahnya sendiri, V. Masuklah kedalam golongan mereka yang lebih lembut dari apapun yang lebih tipis dari segala kepalsuan selaput halus yang tak berjarak dari kedua bola matamu—sebab yang paling halus itulah yang menggerakkan yang paling berat sekalipun. Demikianlah kita diajarkan, V, dari hal-hal baik, belajarlah mengucap syukur. Sementara dari hal-hal buruk, belajarlah untuk menjadi lebih kuat.
/IV/
V, aku mendengar getar suaramu, lirih doa-doamu, dalam nada-nada yang kaurahasiakan dari hiruk-pikuk pesta dunia. Dan tiba-tiba aku ingin menuliskan bait ini, barisan kata-kata yang di dalamnya kupanggil namamu seperti teman lama yang saling bertanya dalam gelap malam yang selalu memikul banyak kegelisahan. Semua yang ada pada diriku, V, kekalahan dan kegagalan-kegagalan, terangkum dalam melodi-melodi patah hati yang kau teriakkan. Aku suka kata-katamu tempo hari, V, “Semua orang perlu kekalahan, tetapi kekalahan bukan tempat tinggal yang baik...”
/V/
V, aku bahagia ketika kau mengemasi lagi ranselmu dan mengikat kembali tali sepatumu. Kau yang mengembalikan semangatmu, membuatku seribu tahun lebih muda dan jauh lebih kuat memikul beban dunia. Aku suka melihat matamu yang tegar menatap cakrawala, sekali lagi, tubuhmu yang berdiri tegap, sekali lagi, senyummu yang seolah menantang keangkuhan kenyataan, sekali lagi. Tiba-tiba aku melihat dirimu yang berbeda sedang berdiri di atas dua sepatu yang sama. Tiba-tiba luka-luka dalam diriku menyembuhkan dirinya sendiri. Tiba-tiba segala yang telah gagal membunuhmu, menjadikanmu jauh lebih kuat... dan jauh lebih kuat dari sebelumnya...
/VI/
Apa yang telah membuatmu bertahan, V? Apa yang membuatmu kembali bangkit dari kegagalan? “Kita memanggilnya dalam gelap. Dia yang tak terlihat, tak tercium, tak teraba dan tak terdengar... tetapi selalu datang!” Katamu. V, aku selalu suka kata-katamu tentang Muasal Segala Sesuatu, aku selalu suka deskripsimu tentang Akhir dari Segala Sesuatu. Dan kita yang berada di antara kedua batasnya, tak bisa sejengkalpun lari dari wilayahnya!
/VII/
Teruslah bernyanyi, V.
Fahd Djibran feat Bondan Prakoso (lagu dan lirik lagu)
*Tulisan ini merupakan interpretasi bebas atas lagu Bondan Prakoso – I Will Survive
*Gambar di ambil dari sini
Continue Reading...
/I/
V, berapa banyak jejak kaki yang tertinggal di punggungmu, dari mereka yang meminjam tubuhmu untuk berpijak, menapak ketinggian lalu meludahi wajahmu atau melambaikan tangan tanpa salam perpisahan? Berapa kali harus kau hirup sesak udara kecewa, berapa lama lagi kau harus terus mengubah duka dan amarah menjadi selengkung senyum palsu di wajahmu?
/II/
V, kadang-kadang waktu menjelma pasir pantai di genggaman tangan kita yang rapuh, menggugurkan sejumlah kesempatan—dan mungkin kita tak bisa memungutnya kembali. Sebab ada sejumlah rahasia yang tetap harus kita sembunyikan dalam kepalan, menjadi semacam tinju yang selalu urung kita lemparkan pada seratus ribu wajah kesombongan dan kemunafikan. Maka rentangkan saja tanganmu, V, bukan untuk menyerah: Biarkan angin menyambut pelukmu, membelai wajahmu yang ragu. Sementara, simpanlah perih dalam dua matamu yang terpejam, bersabarlah, barangkali kau memang ditakdirkan menjadi seseorang yang setiap hari harus mengeringkan air matanya sendiri.
/III/
V, aku melihat nyala api di hatimu. Bara yang menempa keberanian dan mematangkan batinmu. Jagalah nyala itu, V, tapi jangan biarkan tubuhmu terbakar! Aku pernah melihat orang-orang dengan tubuh yang terbakar, nyala api membutakan mata mereka, rambut api berkobar-kobar di kepala mereka, lidah api membakar kata-kata mereka: Orang-orang kalah yang sedang menghancurkan diri sendiri! Jadilah manusia yang lebih kuat dari amarahnya sendiri, V. Masuklah kedalam golongan mereka yang lebih lembut dari apapun yang lebih tipis dari segala kepalsuan selaput halus yang tak berjarak dari kedua bola matamu—sebab yang paling halus itulah yang menggerakkan yang paling berat sekalipun. Demikianlah kita diajarkan, V, dari hal-hal baik, belajarlah mengucap syukur. Sementara dari hal-hal buruk, belajarlah untuk menjadi lebih kuat.
/IV/
V, aku mendengar getar suaramu, lirih doa-doamu, dalam nada-nada yang kaurahasiakan dari hiruk-pikuk pesta dunia. Dan tiba-tiba aku ingin menuliskan bait ini, barisan kata-kata yang di dalamnya kupanggil namamu seperti teman lama yang saling bertanya dalam gelap malam yang selalu memikul banyak kegelisahan. Semua yang ada pada diriku, V, kekalahan dan kegagalan-kegagalan, terangkum dalam melodi-melodi patah hati yang kau teriakkan. Aku suka kata-katamu tempo hari, V, “Semua orang perlu kekalahan, tetapi kekalahan bukan tempat tinggal yang baik...”
/V/
V, aku bahagia ketika kau mengemasi lagi ranselmu dan mengikat kembali tali sepatumu. Kau yang mengembalikan semangatmu, membuatku seribu tahun lebih muda dan jauh lebih kuat memikul beban dunia. Aku suka melihat matamu yang tegar menatap cakrawala, sekali lagi, tubuhmu yang berdiri tegap, sekali lagi, senyummu yang seolah menantang keangkuhan kenyataan, sekali lagi. Tiba-tiba aku melihat dirimu yang berbeda sedang berdiri di atas dua sepatu yang sama. Tiba-tiba luka-luka dalam diriku menyembuhkan dirinya sendiri. Tiba-tiba segala yang telah gagal membunuhmu, menjadikanmu jauh lebih kuat... dan jauh lebih kuat dari sebelumnya...
/VI/
Apa yang telah membuatmu bertahan, V? Apa yang membuatmu kembali bangkit dari kegagalan? “Kita memanggilnya dalam gelap. Dia yang tak terlihat, tak tercium, tak teraba dan tak terdengar... tetapi selalu datang!” Katamu. V, aku selalu suka kata-katamu tentang Muasal Segala Sesuatu, aku selalu suka deskripsimu tentang Akhir dari Segala Sesuatu. Dan kita yang berada di antara kedua batasnya, tak bisa sejengkalpun lari dari wilayahnya!
/VII/
Teruslah bernyanyi, V.
hari ini aku di siniberjuang untuk bertahan
padamkan luka dan beban yang ada
yang tlah membakar seluruh jiwa
kucoba resapi kucoba selami
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya
rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kau berikan kekuatan
untuk lewati semua ini
hari ini kan kupastikan
aku masih ada disini
mencoba lepaskan, coba bebaskan
segala rasa perih di hati
kucoba resapiku, coba hayati
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi
and I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kauberikan kekuatan
'tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada
di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
and I want you to know
that I will fight to survive,
I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
kau berikan aku kekuatan
'tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive
Fahd Djibran feat Bondan Prakoso (lagu dan lirik lagu)
*Tulisan ini merupakan interpretasi bebas atas lagu Bondan Prakoso – I Will Survive
*Gambar di ambil dari sini
===================================================
IKUTI!
SAYEMBARA MENULIS BERDASARKAN LAGU I WILL SURVIVE - BONDAN PRAKOSO
Tema: I Will Survive (Aku Akan Bertahan)
Syarat dan Ketentuan
- Baca contoh tulisan di tautan berikut ini: www.bondanprakoso.com (Tulisan Fahd Djibran - I Will Survive)
- Tonton lagu Bondan Prokoso berjudul I Will Survive di tautan berikut ini: http://goo.gl/NH2kCe
- Genre naskah bebas (cerpen, puisi, surat, dan lainnya), peserta bisa menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, maupun kisah fiksi..
- Naskah asli/bukan jiplakan atau saduran dan belum pernah dipublikasikan atau diikutsertakan dalam lomba lainnya.
- Tulisan HARUS mencantumkan/memuat lirik lagu I Will Survive - Bondan Prakoso.
- Peserta boleh mengirim lebih dari 1 (satu) naskah
- Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia, panjang antara 400-800 kata.
- Tulisan diposting di forum Ekspresikan Karyamu! bagian SAYEMBARA I WILL SURVIVE di website www.inspirasi.co (Tautan: http://goo.gl/75XzYV)
- Semua peserta wajib mendaftar sebagai member forum inspirasi.co. Klik tautan ini: http://inspirasi.co/user/signup
- Mengisi formulir biodata peserta di sini: http://goo.gl/D3lntW
- Naskah diposting antara tanggal 1 Desember – 15 Desember 2013.
- Link tulisan yang telah diposting disebarkan melalui akun media sosial masing-masing seperti Facebook, Twitter, dan lainnya.
- Pemenang lomba akan diumumkan 19 Desember 2013 di acara peluncuran situs inspirasi.co dan di website www.bondanprakoso.com serta inspirasi.co
- Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.
- Juri akan memilih 1 (satu) tulisan terbaik, 2 (satu) tulisan yang paling banyak dikomentari, dan 100 tulisan terpilih yang paling banyak di share di media sosial.
Hadiah:
- 1 Tulisan Terbaik – Uang Tunai Rp. 4.000.000,- + CD I Will Survive Bertandatangan Bondan Prakoso
- 2 Tulisan Paling Banyak Dikomentari – Uang Tunai Rp. 2.500.000,- + CD I Will Survive Bertandatangan Bondan Prakoso
- 100 Tulisan Terpilih Yang Paling Banyak Di-Share di Jejaring Sosial – CD I Will Survive Bertandatangan Bondan Prakoso
Penyelenggara:
inspirasi.co & @OfficialBondan
Pertanyaan bisa dikirim melalui Twitter: @CaptainVOLD
atau e-mail: inspirasidotco@gmail.com